Posts

Showing posts from 2018

Lara Episode Satu (Jejak Kepedihan)

Image
Lara yang engkau ukir belum berakhir. Sepertinya engkau akan melibas habis Merenggut ruang hidupku. Melahap seluruh air mata, tak tersisa.

Lara Episode Satu (Terusir)

Image
Ruang hati yang dulu di penuhi namaku, saat ini menyeruak deretan huruf bermakna baru. Pucuk langit sendu, Dibalut api rindu. Perlahan, menggeser nama yang telah lama menetap di rongga dada. Namamu masih menggema dalam bilik jiwa, angkasaku. Pasti. Pelan. Rangkaian namaku terusir Berganti untaian kata wanita penggoda. Lalu . . . Engkau pergi. Dasar Bodoh !!!

Lara Episode Satu (Engkau Pergi, Tinggalkan Perih)

Image
Lara, masih terus menganga. Perih, tetap terasa meski harus menjerit lirih. Kesedihan yang menggumpal di relung jiwa akhirnya meleleh. Kekasih yang dahulu laksana embun, menyejukkan bilik hati perlahan mulai pergi. Aku tahu engkau menyingkap dusta. Namun aku tak tahu semua bermula. Tiba-tiba engkau menggores hati dengan sengaja. Memperkenalkan wanita tak bersahaja.

Lara Episode Satu (Teruntuk Kekasihku, Yang Memilih Pergi dengan Pujangga Baru)

Image
Senja, tepat satu minggu yang lalu, aku bertandang kerumahmu. Aku disambut wajah lugu penuh haru. Gurat harapan terpancar di bola mata ibumu. Salam takdzim mengawali ritual jika bertemu. Kubasuh tangannya yang kasar nan lembut itu. Sorai bahagia terlihat ketika aku berkata "masih mencintai anakmu, ibu" Beliau mendesah syukur. Seketika hatiku menyunggingkan sedikit harapan bahwa ibumu bersedia untuk berjuang bersama kita; aku, kamu, dan ibumu. Kekasih, aku pasrahkan engkau kepada Allah, pemilikmu. Perlahan, ibu bercerita bahwa engkau sedang bersuka ria dengan pujangga baru yang lebih menawan, dan akan pergi meninggalkanku untuk yang kesekian. Beliau berkata bahwa belum merestuimu. Apakah engkau akan melawan? Entahlah. Kekasih ku engkau tahu, mendengarnya hatiku remuk, mencerna setiap bait yang meluncur sungguh sangat menyayat bilik hati. Air mata yang mengambang diujung mata, yang kutahan akhirnya jatuh mengerjap berulang. Sambil menyekanya aku tetap terseny...

Lara Episode Satu (Hati yang berjanji pun akhirnya pergi)

Image
Engkau tahu kekasih, tulisan-tulisanku bertumpu pada rindu. Rindu yang selalu engkau sambut. Dulu. Yang senantiasa memantulkan setumpuk rasa kebahagiaan. Yang selalu membisikkan nyanyian kesejukan. Menembus dimensi jiwa. Membias sebentuk tawa. Namun, terusik sabda manusia tak berperi. Membuat sudut hatimu terasa nyeri. Mengimpit setiap tarikan napas. Menampar tebing hati yang mulai memanas. Kemudian, engkau bergairah untuk menentang hati yang lama singgah. Selamat malam kopi pahit. Aku tetap melekat menggenggam erat janji setia yang engkau kata dengan terbata.

Lara Episode Satu (Tentang Rinduku, Padamu)

Image
Aku harap engkau tak bosan dengan tulisan-tulisan ini. Tulisan yang akan terus terulang, tentang rindu, tentang kamu, dan tentang pilu. Engkau tahu, tak ada lagi getar kedamaian yang berdesir. Ada perih yang bertengger menggores seonggok daging dibawah diafragma. Menahan rindu yang menjalar, terperosok dalam jurang kenangan berbunga, lalu, engkau pergi bersamaan dengan turunnya kristal air mata. Selamat pagi kopi pahit, aku hembuskan uap kehangatan diantara duka pagi yang tengah bergelora.

Lirik Lagu Mencintai Kehilangan-Anisa Rahma

Image
Berjalan, berlari hati tertindih Sulit tapi harus aku putuskan Jalanmu jalanku belum sempurna Biar masa depan yang sempurnakan Suara-suara batinku melepaskan mu, Lirih-lirih jiwaku membasuh pilu. . . Takdir yang Kau beri menguji hatiku, terasa menyesakkan kehilangan ini Tangis yang Kau beri membuka mataku, bahwa cinta yang sebenar cinta hanya ada satu, karena kehilangan ini ku mampu mendekat kepada Mu. Daun terjatuh dihadapanku, belajar menerima, belajar menerima semuanya . . .

Senandung Perpisahan

Image
Adakah yang lebih sakit dari perpisahan dua insan saling mencinta. Berulang. Adakah yang dapat   menggambarkan betapa remuk redam perasaan. Terulang. Adakah yang lebih indah dari luka yang tertahan. Seakan tersenyum. Adakah yang dapat melukiskan perihnya kerinduan. Seolah semuanya diam, hening. Meresapi   betapa rindu-rindu tak tersampaikan, hingga pagi menjelang dan malam terlanjur kelam.

Apakah ini termasuk 'dalam' salah satu pengorbanan cinta ?

Image
Selasa 22-5-2018 'Saur, saur saur' teriakan toa membangunkan orang untuk menikmati santap sahur. Sedang aku kesakitan melolong meminta untuk disembuhkan. Karena rasa yang tak tertahankan akhirnya aku menyerah. Sepagi itu aku digelandang masuk ruang berbau obat. Tanganku tergenggam, maksud hati ingin digenggam sang pujaan apalah daya perawatlah yang menggenggam seolah olah memberiku kekuatan. 'Menggenggam erat mbak, yang erat, erat lagi, kuat lagi' katanya. Luka karena perawat itu kini membekas. Hiii. Aku dimasukkan ruang berbau obat, selang infus terpasang memanjang tinggi didepanku. 'Alhamdulillah' rasaku bersyukur karena hanya dengan ini aku dapat beristirahat. Beberapa waktu kemudian aku mengabari kekasihku . Malamnya pun dia datang. Wah senang rasa hatiku tak terkira. Sakit suntikan infus tak terasa. Rabu 23-5-2018 Aku masih setia dengan obat dan selang infus. Hariku serasa panjaaang sekali. Banyak pembelajaran pun dapat saudara baru karena aku b...

Pahit

Image
Obat macam apa lagi yang harus aku telan. Yang pasti, aku tetap mencintaimu Ali Idris.

Kidung rindu

Image
Kidung kerinduan. Tatapan teduh mu Goresan senyum Mengapung dalam hayal, Menyembul berkali Menjadikan tak bertepi. Kidung kerinduan. Untuk lelaki ku Bukan lelakimu. Menyentuhnya, Menjadikanmu tak berperi. Kidung kerinduan. Untuk lelakiku. Bukan lelakimu. Kidung kerinduan, untuk lelakiku Ali Idris bukan lelakimu.

Pergilah

Image
Pergilah Pergilah Jika kau tak bahagia, Ali. Kamu berubah, aku tau. Kamu bosan dengan hubungan kita. Aku mencoba mengikhlaskanmu, maka pergilah. Aku mencoba melepasmu meski perih, maka pergilah. Aku belajar untuk tidak rindu, maka pergilah. Aku menutup mata untuk tidak melihatmu, maka pergilah. Aku menutup telinga untuk tak mendengarmu, maka pergilah. Aku mencoba menutup hati untukmu, maka pergilah. Bahagiamu bukan aku (menurutku), maka pergilah. Kamu tak bergairah dengan rencana rencanaku, maka pergilah. Kamu tak pernah berjuang lebih demi aku, maka pergilah. Perjuanganmu karena paksa dariku, maka pergilah. Semangatmu karena paksa dariku, maka pergilah. Cintamu karena paksa dariku, maka pergilah. Kedatanganmu karena paksa dariku, maka pergilah. Semuanya, karena paksa, dariku. Pergilah. Pergilah.