BAB 1 AL-QURAN DAN KEISTIMEWAANNYA
KOMPETENSI DASAR
1.1 Menghayati keutamaan al-Qur'an
2.1 Mengamalkan sikap kecintaan kepada al-Qur'an
3.1 Memahami sejarah, hakikat, dan keistimewaan al-Qur'an
4.1 Mengomunikasikan contoh bukti-bukti keistimewaan al-Qur'an
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1.1.1 Menghayati keutamaan al-Qur’an sebagai kitab suci Allah
2.1.1 Menunjukkan perilaku yang mencerminkan kecintaan kepada al-Qur’an
3.1.1 Menjelaskan sejarah diturunkannya al-Qur’an
3.1.2 Menjelaskan pengertian al-Qur’an
3.1.3 Menunjukkan bukti-bukti tentang kebenaran al-Qur’an
3.1.4 Menguraikan isi pokok kandungan al-Qur’an
3.1.5 Menyimpulkan keistimewaan al-Qur’an
4.1.1 Menyajikan data dan fakta serta sumber tentang bukti-bukti keistimewaan alQur’an
Cetakan ke-1, Tahun 2020
1.1 Menghayati keutamaan al-Qur'an
2.1 Mengamalkan sikap kecintaan kepada al-Qur'an
3.1 Memahami sejarah, hakikat, dan keistimewaan al-Qur'an
4.1 Mengomunikasikan contoh bukti-bukti keistimewaan al-Qur'an
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1.1.1 Menghayati keutamaan al-Qur’an sebagai kitab suci Allah
2.1.1 Menunjukkan perilaku yang mencerminkan kecintaan kepada al-Qur’an
3.1.1 Menjelaskan sejarah diturunkannya al-Qur’an
3.1.2 Menjelaskan pengertian al-Qur’an
3.1.3 Menunjukkan bukti-bukti tentang kebenaran al-Qur’an
3.1.4 Menguraikan isi pokok kandungan al-Qur’an
3.1.5 Menyimpulkan keistimewaan al-Qur’an
4.1.1 Menyajikan data dan fakta serta sumber tentang bukti-bukti keistimewaan alQur’an
A. SEJARAH DITURUNKANNYA AL-QUR’AN
Al-Qur’an diturunkan Allah Swt. kepada Nabi Muhammad Saw. dalam jangkawaktu ± 23 tahun melalui perantaraan malaikat Jibril secara berangsur-angsur. Dimulaidari bulan Ramadan ketika Nabi Muhammad Saw. tengah bertahanus (menyendiri) di GuaHira, hingga wahyu terakhir ketika sedang melaksanakan haji wada’. Surah-surah danayat-ayat al-Qur’an diturunkan secara bertahap kepada Nabi Saw. Hal ini dijelaskan olehAl-Qur’an sendiri. Allah Swt. berfirman: yang artinya : "Dan Al-Qur’an itu telah Kami turunkan secara berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia, dan Kami menurunkannya bagian demi bagian. " (QS. Al Israa’ [17]:106)
Setelah wahyu diterima, kemudian nabi Muhammad membacakan kepada parasahabat yang mendengarnya. Para sahabat diperintahkan untuk mencatat ayat-ayat tersebutdi atas kayu, pelepah kurma, di atas batu, tulang unta dan lain sebagainya. Di antara parasahabat yang ditunjuk dan ditetapkan oleh Rasulullah Saw. sebagai pencatat wahyu, yaituAbu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali Abi Thalib, Mua’wiyah, Zaid binTsabit, Ubay bin Ka’ab, Khalid bin Walid dan Tsabit bin Qais.
1. Periodisasi Turunnya Al-Qur’an
Para ulama 'Ulum Al-Qur’an membagi sejarah turunnya Al-Qur’an dalam dua periode: (1) Periode sebelum hijrah; dan (2) Periode sesudah hijrah. Ayat-ayat yang turun pada periode pertama dinamai ayat-ayat Makkiyyah, dan ayat-ayat yang turun pada periode kedua dinamai ayat-ayat Madaniyyah.
- Periode Makkiyah (periode makkah), yaitu ayat Al-Qur’an yang turun sebelum Nabi Muhammad Saw. melakukan hijrah ke madinah. Berjumlah 86 Surah, diturunkan selama 12 tahun 5 bulan. Wahyu yang pertama kali turun pada tanggal 17 ramadhan 610 M di Gua Hira’ pada saat Nabi Muhammad Saw. bertahannus adalah Surah Al-Alaq ayat 1 – 5. Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” Pada periode makkiyah telah menimbulkan bermacam-macam reaksi di kalangan masyarakat Arab ketika itu. Reaksi-reaksi tersebut nyata dalam tiga hal pokok, yaitu: 1) Segolongan kecil dari mereka menerima dengan baik ajaran-ajaran Al-Qur’an. 2) Sebagian besar dari masyarakat tersebut menolak ajaran Al-Qur’an, karena kebodohan mereka (QS. 21:24), keteguhan mereka mempertahankan adat istiadat dan tradisi nenek moyang (QS. 43:22), dan atau karena adanya maksudmaksud tertentu dari satu golongan seperti yang digambarkan oleh Abu Sufyan: "Kalau sekiranya Bani Hasyim memperoleh kemuliaan nubuwwah, kemuliaan apa lagi yang tinggal untuk kami." 3) Dakwah Al-Qur’an mulai melebar melampaui perbatasan Makkah menuju daerah-daerah sekitarnya.
- Periode Madaniyyah (periode Madinah) yaitu ayat Al-Qur’an yang turun sesudah Nabi Muhammad Saw. melakukan hijrah ke madinah. Berjumlah 28 Surah. Turun selama 9 tahun 9 bulan. Selama masa periode ini, dakwah Al-Qur’an telah dapat mewujudkan suatu prestasi besar karena penganut-penganutnya telah dapat hidup bebas melaksanakan ajaran-ajaran agama di Yatsrib (yang kemudian diberi nama Al-Madinah Al-Munawwarah). Wahyu yang terakhir diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. adalah Surah Al Maidah ayat 3: ُArtinya: ”Pada hari ini telah Ku – sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah kucukupkan bagimu nikmat –Ku, dan telah Kuridlai Islam itu jadi agamamu.
2. Sejarah Pembukuan Al-Qur’an
Adapun sejarah pembukuan (kodifikasi) al-Qur’an dibagi kedalam dua tahap, yaitu:
a. Al-Qur’an pada masa Rasulullah
Pada masa ini, Al-Qur’an diturunkan ayat demi ayat dan surah demi surah. Karena kefasihan dan keindahan bahasanya luar biasa, ia tersebar dengan cepat dan menakjubkan. Secara sembunyi-sembunyi dalam malam-malam yang gelap, kaum muslimin datang mendekati rumah Nabi untuk mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an yang sedang beliau baca. Kaum muslimin juga bersungguh-sungguh dalam menghapal dan mempelajari Al-Qur’an, karena Nabi Saw. diperintahkan untuk mengajarkan Al-Qur’an kepada mereka (QS. 16:44). Setelah Nabi Muhammad Saw. hijrah ke Madinah, dan urusan kaum muslimin menjadi teratur, beliau memerintahkan kepada sekelompok sahabatnya untuk memperhatikan keadaan Al-Qur’an, mengajarkan, mempelajari dan menyebarkannya. Wahyu itu dicatat hari demi hari sehingga tidak musnah, dan mereka dibebaskan dari wajib militer, seperti ditegaskan dalam Al-Qur’an (QS. 9: 122).
Dalam kelompok itu terdapat beberapa sahabat yang tekun membaca AlQur’an, menghapal dan memelihara surah-surah dan ayat-ayatnya. Mereka inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan al qurra’. Ayat-ayat yang diturunkan secara bertahap, ditulis pada papan-papan, kulit domba atau pelepah kurma, dan dihapal.
b. Al-Qur’an pada masa Khulafaur Rasyidin
Sesudah Rasulullah wafat, Ali bin Abi Thalib diam di rumahnya untuk menghimpun Al-Qur’an dalam satu mushaf menurut urutan turunnya. Dan belum enam bulan sejak wafatnya Rasulullah, dia telah merampungkan penghimpunan itu dan mengusungnya ke atas punggung unta. Satu tahun sesudah Rasulullah wafat, pecah perang Yamamah yang merenggut korban tujuh puluh orang qurra’. Pada waktu itu khalifah berpikir untuk menghimpun surah-surah dan ayat-ayat Al-Qur’an dalam satu mushaf, karena khawatir akan terjadi perang lagi serta khawatir akan punahnya para qurra’ dan hilangnya Al-Qur’an karena kematian mereka. Khalifah memerintahkan kepada sekelompok qurra`, sahabat di bawah pimpinan Zaid bin Tsabit untuk menghimpun Al-Qur’an. Mereka menghimpun dari papan-papan, pelepah-pelepah kurma, dan kulit-kulit domba yang terdapat di rumah Nabi yang ditulis oleh para penulis wahyu, dan tulisan-tulisan yang ada pada sahabat-sahabat yang lain. Setelah menyelesaikan penghimpunan itu, mereka menyalin beberapa naskah dan dibagikan ke beberapa negeri Islam. Sesudah khalifah ketiga mengetahui bahwa Al-Qur’an terancam perubahan dan penggantian akibat sikap mempermudah dalam menyalin dan memeliharanya, dia memerintahkan untuk mengambil mushaf yang disimpan oleh Hafsah, yakni naskah pertama di antara naskah-naskah khalifah pertama, dan memerintahkan kepada lima orang sahabat, yang di antaranya Zaid bin Tsabit, untuk menyalin mushaf tersebut. Khalifah ketiga juga memerintahkan agar semua naskah yang terdapat di negeri-negeri Islam dikumpulkan dan dikirimkan ke Madinah, kemudian dibakar. Mereka menulis lima naskah Al-Qur’an. Satu naskah ditinggal di Madinah dan empat yang lainnya dibagi-bagikan ke Makkah, Suriah, Kufah dan Basrah. Masingmasing satu buah. Ada yang mengatakan bahwa selain lima naskah ini, ada satu naskah yang dikirimkan ke Yaman, dan satu lagi ke Bahrain. Naskah inilah yang dikenal dengan sebutan Mushaf Imam dan semua naskah Al-Qur’an ditulis menurut salah satu dari kelima naskah ini. Semua naskah ini dan mushaf yang ditulis melalui perintah khalifah pertama tidak berbeda, kecuali dalam satu hal, yaitu bahwa surah al-Bara'ah dalam mushaf khalifah pertama diletakkan di antara surah-surah mi'un, dan surah al-Anfal diletakkan di antara surah-surah matsani. Sedangkan dalam Mushaf Imam, surah al-Anfal dan al-Bara'ah diletakkan di antara surah al-A'raf dan Yunus.
B. PENGERTIAN DAN HAKIKAT AL-QUR’AN
Al-Qur’an menurut bahasa berasal dari kata Qara’a-Yaqra’u- Qur’anan artinya : bacaan atau yang dibaca. Pengertian ini didasarkan pada firman Allah dalam Surah AlQiyamah ayat 16 – 18 Artinya: ”Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran Karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami Telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu”. Adapun menurut istilah, al-Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai mukjizatnya dan bagi yang membacanya merupakan ibadah. AlQur’an adalah firman Allah Swt. yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai Nabi terakhir, dinamakan al-Qur’an karena merupakan kitab suci yang wajib dibaca, dipelajari, dan merupakan ajaran-ajaran wahyu terbaik. Al-Qur’an juga mempunyai nama yang cukup banyak, di antara nama-nama lain alQur’an adalah sebagai berikut.
1. Al-Kitab , berarti Kitab atau buku.
2. Al-Furqan berarti pembeda.
3. Az-Zikr berarti peringatan.
4. Al Huda berarti petunjukal-Qur’an.
5. An-Nur berarti cahaya.
6. Al-Bayyinah berarti keterangan.
C. BUKTI TENTANG KEBENARAN AL-QUR’AN
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.Hanya kepada Allah lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu.” (QS. Al Maidah [5]:48) Ayat di atas menunjukkan adanya bukti kebenaran al-Qur’an yang dikemukakan dalam tantangan yang sifatnya bertahap. Pertama, menantang siapa pun yang meragukannya untuk menyusun semacam al-Qur’an secara keseluruhan (baca QS. 52:34). Kedua, menantang mereka untuk menyusun sepuluh surah semacam al-Qur’an (baca QS. 11:13). Seluruh al Qur’an berisikan 114 surah. Ketiga, menantang mereka untuk menyusun satu surah saja semacam al Qur’an (baca QS. 10:38). Keempat, menantang mereka untuk menyusun sesuatu seperti atau lebih kurang sama dengan satu surah dari alQur’an (baca QS. 2:23). Pada masa pemerintahan Abu bakar Ash Siddiq, muncul beberapa orang murtad dan mengaku sebagai nabi. Mereka mencoba membuat tandingan terhadap al-Qur’an, tetapi tandingan yang mereka buat tidak ada nilainya sama sekali.
D. ISI POKOK KANDUNGAN AL-QUR’AN
Sebagai kitab suci yang menyempurnakan kitab-kitab terdahulu, al-Qur’an berisi petunjuk secara lengkap sesuai dengan perkembangan zaman. Ajaran yang terkandung dalam al-Qur’an sebagian besar meliputi:
1) Akidah, yakni mengajarkan kepercayaan kepada Allah Swt., malaikat-malaikat, kitabkitab, rasul rasul, hari akhir dan takdir. Keenam perkara ini disebut rukun iman atau pokok-pokok kepercayaan.
2) Ibadah, yakni mengajarkan cara-cara ibadah kepada Allah Swt.
3) Muamalah, yakni mengajarkan hubungan antara manusia, baik dalam keluarga, tetangga, maupun masyarakat.
4) Akhlak karimah, yakni budi pekerti yang mulia, baik dengan anggota keluarga dan masyarakat secara luas maupun dengan Allah Swt. sebagai penciptanya.
5) Tarikh, yakni menceritkan sejarah umat terdahulu untuk diambil pelajaran bagi umat sesudahnya.
6) Syariat, yakni mengajarkan tentang peraturan perundang-undangan secara menyeluruh yang berkaitan dengan ibadah, akidah dan muamalah.
Dari penelitian yang telah di lakukan menunjukkan bahwa lebih dari 60% ayat-ayat al-Qur’an membicarakan alam semesta, sedangkan 40% lainnya membicarakan tentang akidah, ibadah, hukum, muamalah, tarikh, akhlak dan kisah teladan. Hal ini menunjukkan bahwa al-Qur’an sesuai dengan kehidupan masyarakat modern seperti sekarang ini.
E. KEISTIMEWAAN AL-QUR’AN SEBAGAI MUKJIZAT
Pada waktu pemikiran manusia masih sederhana, Allah Swt. menurunkan kitab suci yang sederhana pula, sehingga.dengan demikian manusia dapat mengikuti petunjukpetunjuk yang ada di dalam kitab suci tersebut. Namun setelah pemikiran manusia berkembang lebih maju Allah Swt. menurunkan kitab suci yang sempurna yaitu al-Qur’an. Seperti diketahui, seringkali al-Qur’an "turun" secara spontan, guna menjawab pertanyaan atau mengomentari peristiwa. Allah Swt. befirman dalam QS. Al Maidah ayat 48 yang artinya
“dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu.” (QS. Al-Maidah [5]:48).
Ayat di atas menjelaskan bahwa kedudukan Al-Qur’an terhadap kitab-kitab lain adalah sebagai berikut:
1. Membenarkan isi kitab sebelumnya yakni Taurat, Zabur dan Injil. Adapun yang dibenarkan adalah yang masih asli, belum dicampuri perkataan manusia. al-Qur’an membenarkan isi-isi kitab sebelumnya, karena inti ajaran dalam kitab-kitab tersebut sama dengan iti ajaran al-Qur’an, yakni mengesakan Allah Swt.
2. Menjadi batu ujian, maksudnya apabila yang tersebut di dalam kitab-kitab yang terdahulu sesuai dengan al-Qur’an, iu adalah benar, sebaliknya apabila yang tersebut itu tidak sesuai dengan al-Qur’an, itu salah. Al-Qur’an dkatakan sebagai penyempurna karena memiliki kelebihan dari kitab-kitab suci sebelumnya. Kelebihan kitab suci al-Qur’an daripada kitab suci yang lain adalah sebagai berikut:
1. Segi keaslian al-Qur’an . Selama empat belas abad lebih kitab suci al-Qur’an tidak mengalami perubahan sedikitpun, baik tulisan maupun isi kandungannya. Keaslian al-Qur’an telah ditegaskan oleh Allah Swt. Segi isi kandungan al-Qur’an Salah satu kelebihan ajaran al-Qur’an dibandingkan dengan kitab suci yang lainnya adalah isi kandungannya lengkap, menjawab seluruh problematika kehidupan manusia di berbagai tempat dan zaman.
3. Segi susunan bahasanya . Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa arab, tetapi sangat berbeda dengan bahasa arab pada umumnya. Bangsa arab terkenal memiliki kemampuan bersyair sejak zaman dahulu. Mereka sering mengadakan lomba di pasar Ukaz. Meskipun demikian tidak satupun penyair yang mampu menandingi bahasa al-Qur’an, setiap kali orang kafir Quraish mengutus seorang pemuda yang ahli syair untuk berdialog dengan Rasulullah Saw. pasti mengalami kegagalan, bahkan mereka merasa kagum. Bahasa al-Qur’an mempunyai nilai sastra yang tinggi sehingga tidak ada yang sanggup untuk menandinginya. Keindahan bahasa al-Qur’an hanya dapat dirasakan oleh orang yang paham terhadap sastra arab.
4.
Segi misi yang diemban Kitab-kitab suci sebelum al-Qur’an berlaku sementara, hanya untuk umat tertentu. al-Qur’an berlaku untuk selama-lamanya dan untuk semua manusia, oleh sebab itu kitab suci sebelum al-Qur’an dikatakan temporer dan lokal, sedangkan al-Qur’an dikatakan abadi dan universal.
F. HIKMAH DITURUNKANNYA AL-QUR’AN
Sebelum al-Qur’an diturunkan, masyarakat Arab hidup dalam kegelapan. Mereka juga disebut masyarakat jahiliyah karena tidak dapat memilih petunjuk dengan benar, mereka banyak menyimpang dari agama Tauhid yang telah di ajarkan nabi-nabi sebelumnya. Setelah Nabi Muhammad Saw. diutus Allah Swt. untuk menyampaikan alQur’an sebagai petunjuk hidup yang benar. Sebagian mereka yang beriman dan sebagian ada yang menolak. Mereka yang semula menyembah berhala, kemudian menyembah Allah Swt. dan mau mengikuti ajaran Islam. Dengan demikian, hikmah diturunkan al Qur’an adalah untuk menuntun manusia ke jalan yang benar agar selamat hidup di dunia dan akhirat.
Dikutip dari buku:
AKIDAH AKHLAK MTs KELAS VIIIPenulis | : Yusuf Hasyim |
Editor | : M. Fahmi Hidayatullah |
Comments
Post a Comment