Dalamnya Hati? Siapa yang tau

Tak pernah hatiku meng- iyakan bahwa aku mau berjauhan denganmu. Semua ucap yang meluncur itu hanya kekesalan dan kekecewaanku padamu.
Tak sedikitpun aku ingin meninggalkanmu, akan kutemani sampai kau benar-benar menjadi orang hebat.
Semua sudah aku siapkan. Sejak saat itu, sejak kau berani berucap didepan bapakku.
Membayangkan setiap hariku bersamamu, mulai dari pagi memasak untukmu,  membersihkan rumahmu, mencuci bajumu, membuatkan kopi, menyetrika bajumu,  semua tentangmu.
Aku mempersiapkannya apa yang belum kamu punya, ingin sekali menjadi pelengkap dan penyempurna hidupmu.
Kamu tau, aku mulai mengoleksi toples toples lucu untuk dibawa kerumahmu sebagai bekalku nanti, aku mengoleksi penggorengan, piring piring, tremos imut, dan barang dapur lain yang tidak ada dirumahmu .
Semua itu untuk kamu, Ali Idris.
Jadi, janganlah percaya jika aku meminta pergi, jika aku meminta mengakhiri itu hanya bentuk dari emosi yang tak tertahan. Semua itu bohong.
Aku mencintaimu, menyayangimu, menyayangi ibumu karenanya aku yakin hidup denganmu, meninggalkan orang tuaku demi kamu.
Meninggalkan embah yang merawatku dari kecil demi kamu.
Menemanimu sampai tua, menemanimu meraih cita.
Tetaplah didekatku.
Tetaplah bersamaku.
Sayang Ali Idris,
Selalu.

Comments

Popular posts from this blog

BAB 1 IMAN KEPADA HARI AKHIR

UJI KOMPETENSI BAB 1

Tetaplah menjadi Kamu - Kun Anta