Lebih baik kita berteman

Sebelumnya kita tak saling mengenal.  Tidak pernah terbayang akan bertemu, bergurau bersamamu, bahkan menjalani hari tanpa pesan singkatmu dunia terasa sendu.
Entah takdir atau memang kebijakan Tuhan mempertemukan aku dan kamu dalam satu waktu yang tak singkat. Semua telah terancang sebegitu indah dilangit Tuhan.
Senja dipantai teluk bersama angin menyerbu ombak mendorongnya hingga ketepian menghiasi pertemuan perdana aku kamu. Kita mengenal.
Memulai, berbagi kisah riang sendu. Zonaa nyaman menghinggap. Membuat aku kamu menjadi lebih erat.
Cerita gelap terang,  merajut mimpi aku kamu.
Pantai selatan selalu menjadi saksi perjalanan kita. Hingga aku mulai cemas inikah pertemanan atau percintaan???  Pertanyaan yang selalu muncul dibenak ketika aku kamu terus berinteraksi.
Aku merasa kita lebih dari teman. Sikapmu, katamu, membuatku semakin melayang.   Namun terkadang aku mencoba menguburnya hingga aku lupa apa rasanya. Sakit memang, namun tak terlihat.
Kamu menganggap ini adalah pertemanan, teman biasa, iya lebih baik kita berteman.
Berteman sahaja menyakitkan, apalagi lebih dari teman?
Entahlah.
Meski menyakitkan namun akan lebih nyaman jika kita hanya berteman.
Sampai aku membentengi diri agar tak terjerumus dalam rasa yang begitu bodoh.  Cinta. Aku menahannya hingga memutuskan untuk pergi. Tetapi kamu selalu memintaku berada di sampingmu?  Inikah teman???  Pertemanan seperti apa yang kamu maksudkan?
Hingga kamu mengatakannya "aku sayang kamu" rasa yang tiba tiba entahlah.  Ingin berteriak bahwa kita teman.
Cukup hanya teman.  Namun lidah kelu, kata tercekat.
Lambat lirih "kita jalani saja, tetapi lebih baik kita berteman"

Comments

Popular posts from this blog

BAB 1 IMAN KEPADA HARI AKHIR

UJI KOMPETENSI BAB 1

Tetaplah menjadi Kamu - Kun Anta