Mengertilah

Wanita mana yang mau di cap sebagai wanita perebut lelaki orang? Aku rasa tidak akan ada yang mau.
Ada banyak alasan mengapa satu dari dua sejoli yang telah bersusah payah merajut tali kasih berjalan menjauh lalu pergi. Jangan dilupakan juga bahwa dalam lingkaran kisah itu ada campur tangan Tuhan yang memang jika belum merasa tak akan pernah mengerti.
Aku, di sini, menulis, berperan sebagai seorang yang berlari menjauh meninggalkan, akulah tokoh jahat yang meninggalkan prianya demi pria lain .
Terlalu jahatkah aku?
Bagaimana dengan pria yang sangat mencintaiku?
Apakah membenciku?
Seharusnya dia membenciku.
Tahukah kamu bagaimana rasanya bertahan dengan rasa yang tiba tiba hambar?
Jangan menghakimi seseorang hanya karena meninggalkan demi pria lain. Mungkin Tuhan telah menentukan waktu kadaluwarsa cinta. Adakah cinta kadaluwarsa?  Tetapi itulah yang aku rasa.
Setiap orang tidak pernah tau kapan ia mencinta dan kapan ia harus menghentikan cinta, atau memang karena luka lama hingga ia tak sanggup bertahan dengan lelakinya?
Turunkan egomu.
Orang orang pasti akan menganggapku jahat, dan label berwarna merah darah menjadi jubah kebesaranku, mereka menganggap aku wanita teregois, wanita dengan segala sihir jahat.
Aku mohon mengertilah.
Tolonglah mengerti, aku mencintainya sekarang
Apakah ini salah?
Apakah salah jika kini kami saling mencinta?
Aku rasa tidak ada yang salah
yang salah hanyalah waktu,
yang salah hanyalah waktu,
yang salah hanyalah waktu,
Aku mohon mengertilah.
Jangan melulu salahkan aku.
Tolong mengertilah.
Maaf priaku,
Tolonglah mengerti
Biarkan aku pergi.
Cobalah kamu rasakan, resapi, apa yang sebenarnya.
Bukan sekedar napsu,
Bukan mengedepankan ego.
Melainkan hati.
Sekali lagi tolonglah mengerti.
aku tahu, sangat tahu, aku  mengerti, dan aku dapat merasakan betapa hal ini menyakitkan bagimu.
Tetapi cobalah kamu mengerti, merasakan, dan memahami aku juga?
Jika selalu bersamamu kebohongan rasa akan selalu hadir dan itu menyakitkan bagiku, membahagiakan bagimu.
Apakah aku memang tak diperbolehkan bahagia?
Aku mohon mengertilah priaku.
Kamu tau, kini aku menjadi bahan "buly" semesta.
Jika kamu berada diposisiku, apa kamu kuat?
Maaf priaku, aku harus pergi.

Comments

Popular posts from this blog

BAB 1 IMAN KEPADA HARI AKHIR

UJI KOMPETENSI BAB 1

Tetaplah menjadi Kamu - Kun Anta