Membaca buku Nai membuat jiwa berpuisi kamarku ini melunta-lunta. Ingin rasanya ikut berkata-kata tentang puisi Naila Syifa. Tulisan yang membuat diri ini semakin candu untuk terus membuka lembar demi lembar baru. Narasi, irama, bait yang sangat mempesona akan menghipnotis siapa saja yang membacanya. tiap kalimat yang ia pahat bak seorang pujangga cinta, cinta dalam proses kehidupannya. Setiap judulnya sangat bombastis. Isinya manis dan tragis. Apalagi yang berjudul "Ratapan Sang Merpati" pangeran berkuda yang kita puja mengingatkan pada Nabi terakhir yang harus selalu kita lantunkan salam agar mendapat syafaat udzmanya. Tragisnya "Lelaki dengan Muka Pancong Lele" yang egois mabuk kuasa, agar jabatannya tidak terkikis? Sesuatu yang menarik disini adalah tertulis perjalanan hidup Naila Syifa. Proses yang ia lalui membuat inspirasi bagi sesiapa saja yang membacanya, terutama anak saya. Menaklukkan diri sendiri adalah hal yang menakutkan bagi setiap orang yang tak memi...